Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Selamat pagi kawan. Pada cuaca pagi yang cerah ini saya akan membagikan informasi yang berkaitan dengan kesehatan dibidang olahraga. Tetapi untuk kali ini yang saya tekankan bukan kepada tips tentang hidup sehat melainkan tentang cara menjaga tubuh kita agar tetap sehat dengan melakukan olahraga yang tepat. Lebih tepatnya kali ini saya akan membahas tentang Overtraining
Overtraining adalah bentuk kronis dari kelelahan patologis dalam olahraga. Dalam arti lain bahwa overtraining adalah kegiatan yang terlalu berlebihan dalam berolahraga yang nantinya akan menyebabkan tubuh menjadi tidak nyaman seperti pegal-pegal atau yang lainya.
Hal ini sering terjadi pada orang-orang yang menginkan efek dari berolahraga secara cepat yang dapat membentuk tubuhnya menjadi berotot,kekar, perut sixpath atau yang lainya. Sehingga menyebabkan orang tersebut terlalu bersemangat dalam berolahraga dan menyebabkan meningkatnya kuantitas olahraga yang dilakukanya menjadi meningkat pesat dari biasanya ,misalnya melakukan push up, sit up dan sebagainya.
Mereka sengaja melakukan hal tersebut dengan harapan tubuh menjadi ideal secepat mungkin. Namun hal tersebut tidaklah baik bagi tubuh kita, karena menyebabkan otot kaget dan akan menimbulkan rasa nyeri pada tubuh kita. Maka dari itu saya sarankan lebih baik melakukan olahraga dengan kuantitas sedikit tetapi konsisten dalam melakukannya dan meningkatkanya secara perlahan
Perlu diketahui bahwa harapan yang berlebihan, yang melebihi kapasitas fungsional otak merupakan salah satu pemicu terjadinya neurosis (overtraining). Penyebab terjadinya overtraining adalah :
1. Proses perangsangan yang berlebihan yang disebabkan oleh meningkatnya volume, intensitas, dan kompleks latihan dari olahraga tersebut
2. Proses penghambatan yang berlebihan dari gerakan-gerakan yang tidak diperlukan pada saat membentuk gerakan-gerakan baru dan halus, atau terjadinya pengaruh perbedaan rangsangan
3. Mobilitas proses saraf yang berlebihan atau perubahan - perubahan pada saraf yang dinamis
Faktor-faktor lainya meliputi kurangnya kemauan, ketidakmampuan fisik, adanya konflik psikis, atau ada permasalahan seksual (sexual trouble). Bentuk kepribadian juga memegang peran penting dalam kasus-kasus overtraining
Ciri-ciri (Simptomatologi) dari overtraining adalah :
1. Adanya kelalahan yang tinggi
2. Respon terhadap latihan yang tidak ekonomis dan tidak seimbang
3. Pemulihan tubuh yang lambat walau hanya dengan latihan yang intensifnya rendah
4. Adanya masalah dalam proses olahdaya (kemampuan untuk sesuatu)
5. Adanya masalah dengan proses hormonalnya
Gejala-gejala subjektif (yang dialami sendiri) :
1. Kelemahan fisik dan psikis, seperti kelelahan yang berkepanjangan walaupun sudah beristirahat atau walau hanya bekerja ringan, hilangnya konsentrasi dan menurunya berat badan
2. Gangguan psikis antara lain, depresi disertai keputusasaan atau kegelisahan, mudah marah, kadang ada reaksi kekerasan, hilangnya perhatian
3. Masalah tidur, seperti adanya insomnia atau merasa gelisah dalam tidurnya
4. Nyeri kepala dengan intensitas dan lokasi yang sangat bervariasi
5. Adanya gejala pengiring seperti, Kesemutan disertai mati rasa pada tulang, nyeri, nafas tidak lega, gangguan keseimbangan,pendengaan, penglihatan dan gangguan seksual.
[ Baca yuk : Cara Mengantisipasi Dan Meminimalisir Dampak Osteoporosis ]
20 Gejala - gejala yang bersifat psikologis, fisiologis dan patologis menurut Neil F. Gordon dalam Cooper 1994 menyatakan gejala-gejalanya sebagai berikut :
1. Insomnia (susah tidur) dan sakit kepala
2. Sulit memusatkan perhatian (berkonsentrasi)
3. Gairah dan motivasi menurun
4. Lesu, letih dan lemah sehingga menjadi rentan cidera
5. Rasa lelah yang melebihi 24 jam
6. Anorexia (mual)
7. Gangguan fungsi pemcernaan - diare
8. Berat badan menurun
9. Haus dan banya minum dimalam hari
10. Tekanan darah menurun
11. Nadi istirahat meningkat lebih dari 10 denyut dan nadi standar latihan sangat meingkat
12. Tungkai terasa berat
13. Dosis latihan tidak habis
14. Nyeri otot dan sendi
15. Rentan terhadap alergi dan infeksi
16. Penyembuhan luka lambat
17. Lymphadeninitis (radang kelejar getah bening)
18. Amenorhoea/ oligomenorhoea atau tidak teratur
19. Hemolisis meningkat sehingga dapat terjadi anemia
20. Libido (gairah seksual) menurun
Penyembuhan atau pengobatan
Pengobatan tergantung dari pemeriksaan kesehatan secara periodik, perkembangan fisik dan nutrisi, disertai evaluasi fungsional pada istirahat dan selama aktivitas. Penyembuhan yang dapat dilakukan adalah dengan :
1. Menghentikan kegiatan berolahraga untuk sementara waktu dan upayakan untuk beristirahat
2. Pemulihan hendaknya dirangsang dengan menggunakan zat-zat ergogenik (glukosa, vitamin, garam-garam, obat-obatan antibiotik) dan diet khusus (kalori tinggi, garam-garam basa dan banyak minum), untuk memulihkan air dan elektrolit (Ca, Na, K, Mg, P, Fe)
3. Berikan vitamin-vitamin B1, B2, B6, B12, B15, C, E dan asam-asam amino essential serta glukosa.
4. Paksakan untuk melakukan istirahat yang aktif
5. Dukung dengan psikoterapi seperti, sugesti, yoga, autogenic training dan physio-hydro-therapy
6. Dan yang terpenting adalah dengan berkonsultasi ke dokter kesehatan
Dari hal-hal diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa jangan sampai kita melakukan sebuah latihan olahraga yang melebihi kapasitas. Maka dari itu jika terdapat gejala- gejala yang mendekati dengan overtraining pada saat kita berolahrag, maka sebaiknya kita mengurangi intensitas olahraga tersebut agar kita bisa terhindar dari yang namanya Overtraining
Demikianlah postingan kali ini mengenai Overtraining semoga bisa menambah pengetahuan kalian semua akan hal tersebut, dan semoga bermanfaat untuk kita semua. Sekian dan saya ucapkan terimakasih atas kunjunganya . . .
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.